Social Icons

Spinning icons by Latest Hack

Pages

Kamis, 17 Maret 2011

profesi kependidikan - supervisi pendidikan

BAB IX
SUPERVISI PENDIDIKAN


A. Pengertian, Fungsi, dan Peran
1. Pengertian Supervisi
Inspeksi berasal dari istilah bahasa Belanda inspectie. Dalam bahasa Inggris dikenal Inspection. Kedua kata tersebut berarti pengawasan, yang terbatas pada pengertian mengawasi apakah bawahan (dalam hal ini guru) menjalankan apa yang diinstrusikan oleh atasannya, dan bukan berusaha membantu guru itu (Ngalim Purwanto, 1990). Pelakunya disebut inspektur.
Dalam perkembangan supervisi selanjutnya dikenal istilah penilikan dan pengawasan. Berbeda dengan inspeksi, penilikan dan pengawasan mempuyai pengertian suatu kegiatan yang bukan hanya mencari kesalahan objek pengawasan semata, tetapi mencari hal yang sudah baik, untuk dikembangkan lebih lanjut. Pengawas bertugas melakukan pengawasan, dengan memperhatikan semua komponen sistem sekolah dan peristiwa yang terjadi di sekolah.
Istilah penilik dan pengawas dilihat dari kegiatannya mempunyai pengertian yang sama, oleh karena itu dapat saling dipertukarkan (interchangable).
Monitoring seringkali diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan pemantauan. Monitoring berarti kegiatan pengumpuan data tentang suatu kegiatan sebagai bahan untuk melaksanakan penilaian. Dengan kalimay lain, monitoring merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mengetahui apa adanya tentang suatu kegiatan.
Kegiatan penilaian yang sering juga disebut evaluasi, merupakan suatu proses membandingkan keadaan kuantitatif atau kualitatif suatu objek dengan kriteria tertentu yang sudah ditetapkan sebelumnya.evluasi dimaksudkan untuk melihat apakah dengan sumber yang tersedia, sesuatu kegiatan telah mengikuti proses yang telah mengikuti proses yang ditetapkan dan mencapai hasil yang diinginkan.
Apabila inspeksi, penilikan atau pengawasan, monitoring serta penilaian masih dalam tahapan usaha mengetahui status suatu komponen atau kegiatan sistem serta memahami kekurangan dan atau kekuatannya, maka supervisi telah mengandung pengertian tindakan. Pengertian supervisi mencakup arti yang terkandung dalam istiah-istilah yang sudah diterangkan itu. Disamping itu, supervisi mempunyai arti yang lebih luas, yaitu pengertian bantuan dan perbaikan.
Daresh (1989), mendefinisikan supervisi sebagai suatu proses mengawasi kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan organisasi. Wiles (1955) mendefinisikannya sebagai sebagai bantuan dalam pengembangan situasi belajar-mangajar. Sergiovanni dan Starratt (1979) berpendapat bahwa tugas utama supervisi adalah perbaikan situasi pengajaran.
Dari berbagai definisi diatas, kelihatannya ada kesepakatan bahwa tugas utama supervisi adalah perbaikan situasi pengajaran. Perbaikan itu dilakukan melalui peningkatan kemampuan profesional gurudalam melaksanakan tugasnya.
Supervisi pengajaran berbeda dengan administrasi pendidikan. Administrasi pendidikan merupakan proses dan bentuk kerjasama kerja sama antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan pendidikan, kerjasama ini menyangkut kegiatan mulai dari penetapan tujuan pendidikan, perencanaan untuk mencapai tujuan, pengorganisasian orang yang terlibat dalam pencapaian tujuan, pengontrolan kegiatan, sampai kepada evaluasi untuk melihat apakah pekerjaan itu berhasil atau tidak. Administrasi pendidikan menyangkut semua aspek kerjasama baik yang menyangkut aspek manusia maupun aspen non-manusia. Dilain pihak supervisi pengajaran mengkonsentrasikan kawasannya pada berbagai usaha untuk membantu guru dalam proses perbaikan pengajaran. Dengan demikian supervisi pengajaran merupakan bagian dari kegiatan administrasi pendidikan.

2. Fungsi dan Peran Supervisi
Di negara kita pekerjaan kegiatan supervisi pengajaran belum diakui sebagai bidang pekerjaan profesional. Didalam peraturan pemerintah Nomor 38 tahun 1992 telah terlih atarah profesionalisasi, meskipun belum tegas. Pasan 20 ayat (3) peraturan tersebut mengatakan bahwa untuk menjadi pengawas perlu adanya pendidikan khusus.
Tugas seorang supervisor bukanlah untuk mengadili, tetapi untuk mambantu, mendorong, dan memberikan keyakinan pada guru, bahwa proses belajar-mengajar dapat dan harus diperbaiki. Pengembangan berbagai pengalaman , pengetahuan sikap dan keterampilan guru harus dibantu secara profesional sehingga guru tersebut dapat berkembang dalam pekerjaannya.
Kegiatan supervisi dilakukan melalui berbagai proses pemecahan masalah pengajaran. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar-mengajar. Dengan demikian ciri utama supervisi adalah perubahan, dalam pengertian peningkatan ke arah efektivitas dan efisiensi proses belajar-mengajar secara terus menerus.
Perubahan merupakan suatu kejadian yang tidak dapat dilakukan, baik karena tuntutan dari dalam proses kegiatan belajar-mengajar itu sendiri, maupun kaena adanya tuntutan lingkungan yang selalu berubah pula. Ada dua jenis supervisi dilihat dari peranannya dalam perubahn itu, yaitu:
1.) Supervisi traktif, yaitu supervisi yang hanya berusaha melakukan perubahan kecil karena menjaga kontinuitas.
2.) Supervisi dinamik, yaitu supervisi yang diarahkan untuk mengubah secara lebih intensif praktek-praktek pengajaran tertentu.

B. Pelaksanaan Supervisi
Supervisi pendidikan meliputi meliputi supervisi terhadap pengajaran maupun komponen pendukungnya. Supervisi pengajaran merupakan kegiatan yang berhubungan langsung dengan pengajaran maupun komponen pendukungnya. Supervisi pengajaran merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pengajaran tetapi tidak langsung kepada siswa. Supervisi merupakan bantuan kepada guru dalam perbaikan situasi pengajaran. Dalam kaitannya dengan perbaikan situasi pengajaran. Dalam hakikatnya dengan perbaikan situasi belajar-mengajar ini, tugas seorang supervisor (Harris, 1975). Adalah membantu guru dalam hal:
a) Pengembangan kurukulum
b) Pengorganisasian pengajaran
c) Pemenuhan fasilitas sesuai dengan rancangan proses belajar-mengajar
d) Perancangan dan perolehan bahan pengajaran sesuai dengan rancangan kurikulum
e) Perancangan dan implementasi dalam meningkatkan pengalaman belajar dan untuk kerja guru dalam melaksanakan pengajaran
f) Pelaksanaan orientasi tentang suatu tugas atau cara baru dalam proses belajar-mengajar
g) Pengkoordinasian antara kegiata belajar-mengajar dengan kegiatan layanan lain yang deberikan sekolah/lembaga pendidikan kepada siswa.
h) Pengembangan hubungan dengan masyarakat dengan mengusahakan lalulintas informasi yang bebas tentang hal yang berhubungan dengan kegiatan pengajaran.
i) Pelaksanaan evaluasi pengajaran, terutama dalam perancanaan, pembuatan instrumen, pengorganisasian, dan penetapan prosedur untuk mengumpulkan data, serta pembuatan keputusan untuk perbaikan proses pengajaran.
C. Teknik Supervisi
Mempelajari berbagai pendekatan berbagai pendekatan dalam supervisi memungkinkan guru mempunyai wawasan yang lebih luas tentang kegiatan supervisi. Dengan demikian pada gilirannya nanti guru dapat berperan serta dalam melakukan pilihan tentang cara bagaimana supervisor itu membantunya. Pendekatan itu antara lain:
1.) Pendekatan humanistik, timbul dari keyakinan bahwa guru tidak dapat diperlakukan sebagai alat semata-mata untuk meningkatkan kualitas belajar-mengajar.
2.) Pendekatan kompetensi, didasarkan atas asumsi bahwa tujuan supervisi adalah membentuk kompetensi minimal yang harus dikuasai guru
3.) Pendekatan klinis, adalah bahwa proses bejar guru untuk berkembang jabatannya tidak dapat dipisahkan dari proses belajar yang dilakukan guru itu
4.) Pendekatan profesional, asumsi dasar pendekatan ini adalah bahwa karena tugas utama profesi guru itu adalah mengajar maka sasaran supervisi juga harus mengarahkan pada hal-hal yang menyangkut tugas mengajar itu, dan bukan tugas seorang guru yang sifatnya administratif.
Seorang guru yang mendapat layanan supervisi akan mengalami proses belajar. Ia akan melakukan refleksi dari pengalaman mengajarnya dan dengan bantuan supervisor berusaha untuk memperbaiki perilaku mengajarnya. Dengan demikian teknik supervisi yang dipakai untuk membantu guru harus didasarkan pada teori dan prinsip belajar. Pengetahuan tentang teori belajar ini dapat diperoleh dari disiplin ilmu psikologi belajar.

D. Peran Guru dalam Supervisi
Guru hendaknya secara aktif memberikan masukan kepada supervisor tentang masalah yang dihadapi secara aktif memberikan masukan kepada supervisor tentang masalah yang dihadapi dalam mengajar mengajar seperti halnya pasien kepada dokternya, guru harus terus terang tentang masalah yang dihadapinya sehingga dapat dicari cara pemecahan yang yang tepat. Sikap terbuka dan kooperatif ini sangat penting dalam fase perencanaan kegiatan supervisi. Dari pengetahuannya tentang berbagai teknik supervisi guru dapat menyarankan kepada supervisitor dalam memilih teknik yang dianggap paling cocok untuk dipergunakan supervisor dalam membantu meningkatkan kemampuan guru itu.

2 komentar: