Telah dilakukan isolasi
dan
identifikasi senyawa terpenoid antibakteri dari herba meniran (Pyllanthus niruri Linn) dengan metode Kromatografi Gas – Spektroskopi Massa. Ekstraksi senyawa dilakukan dengan dua cara yaitu maserasi dengan pelarut metanol dan sokletasi dengan pelarut n–heksanaa.
Hasil uji fitokimia menggunakan pereaksi Lieberman-Burchard pada ekstrak n–heksanaa hasil maserasi dan ekstrak n–heksanaa hasil sokletasi menunjukkan
bahwa kedua ekstrak tersebut positif mengandung senyawa
terpenoid.
Hasil uji aktivitas ekstrak n–heksanaa
terhadap bakteri Escherichia coli ATCC® 25292 dan
Staphylococcus aureus ATCC® 25293 menunjukkan fraksi n–heksanaa hasil sokletasi memberikan daya hambat yang
lebih baik. Daya hambat fraksi n–heksanaa hasil maserasi adalah 1 mm terhadap bakteri Escherichia coli dan 0,5 mm terhadap bakteri Staphylococcus
aureus, sedangkan daya hambat fraksi n–heksanaa hasil sokletasi yaitu 10 mm
terhadap bakteri Escherichia coli dan 12 mm terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
Rabu, 28 November 2012
Kamis, 08 November 2012
Middle Semester Kimia Bahan Alam
1. Jelaskan bagaimana hubungan struktur dan kereaktifan beberapa senyawa yang anda kenal terhadap suatu penyakit tertentu!
saya ambil contoh untuk menghambat peradangan virus HIV dengan menghambat/merusak reseptor dari virus HIV. struktur tertententu tersebut memiliki kereaktifan untuk menghambat reseptor CCR5 untuk mesuk kedalam sel inang. salah satu struktur reaktif untuk menghambat masuknya virus HIV kedalam sel inang adalah aplaviroc, senyawa ini memiliki struktur protein yang menarik karena memiliki dua ligan protein kemokin alami yang mampu mengikat CCR5 dan aktifitas berikutnya dari virus HIV. gugus aktif ini berperan dalam rangka merusak struktur reseptor pada sel dengan cara gugus aktif ini menempel pada co-reseptor sel dan menghambat virus HIV masuk kedalam sel inang.
Langganan:
Postingan (Atom)