Social Icons

Spinning icons by Latest Hack

Pages

Jumat, 28 September 2012

isolasi flavonoid pada mahkota dewa

ISOLASI FLAVONOID DARI KULIT BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa Boerl) 
 BAB I PENDAHULUAN 
 A. Latar belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki sumber daya alam hayati yang tinggi khususnya berupa tumbuhan. Diperkirakan sebanyak puluhan ribu jenis tumbuhan yang terdapat di indonesia memiliki banyak manfaat bagi kehidupan dan digunakan sebagai sumber pangan serta obat-obatan. Salah satu tanaman obat indonesia yang memiliki banyak manfaat adalah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa). Buah dari mahkota dewa berkhasiat untuk penyakit disentri, psoriasis, liver, kanker, dan kencing manis. Selain itu daun dan bijinya digunakan untuk pengobatan penyakit kulit seperti eksim dan gatal-gatal.

Daun mahkota dewa memiliki kandungan kimia yang beragam, salah satunya adalah flavonoid. Flavonoid adalah senyawa yang mengandung C15 terdiri atas dua inti fenolat yang dihubungkan dengan tiga satuan karbon. Fungsi Flavanoid dalam mahkota dewa yaitu untuk melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah, mengurangi kandungan kolesterol serta mengurangi penumbunan lemak pada dinding pembuluh darah, mengurangi kadar resiko penyakit jantung koroner, mengandung anti-inflamasi (anti-radang), berfungsi sebagai anti-oksidan, membantu mengurangi rasa sakit jika terjadi pendarahan atau pembengkakan

B. Tinjauan Pustaka
KLT merupakan teknik yang bermanfaat untuk melakukan analisis kemurniaan dan identifikasi komponen yang terdapat dalam suatu campuran. Prinsip dasar teori KLT adalah suatu campuran senyawa dilarutkan dalam solvent yang tepat. Kemudiaan ditotolkan dalam fase diam dan di elusi dengan fase gerak (Darmawan,2004). KLT dua arah atau dua dimensi bertujuan untuk meningkatkan resolusi sampel ketika komponen-komponen solut mempunyai karakteristik kimia yang hampis sama, karenanya nilai Rf juga hampir sama sebagaimana dalam asam-asam amino. Selain itu, dua sistem fase gerak yang sangat berbeda dapat digunakan secara berurutan pada suatu campuran tertentu sehingga memungkinkan untuk melakukan pemisahan analit yang mempunyai tingkat polaritas yang berbeda (Gandjar, 2007). Pemisahan fase gerak tergantung pada factor-faktor yang sama dalam pemisahan kromatograpi kolom serapan. Sebaiknya menggunakan campuran pelarut organic yang mempunyai polaritas serendah mungkin. Alasannya adalah mengurangkan serapan dari setiap komponen dari campuran pelarut. Jika komponen yang memiliki sifat polar yang tinggi (terutama air), dalam campuran akan merubah system menjadi system partisi. Campuran yang baik memberikan fase bergerak yang mempunyai kekuatan bergerak yang mempunyai kekuatan bergerak sedang, tetapi sebaiknya dicegah mencampur lebih dari dua komponen karena campuran yang lebih kompleks cepat mengalami perubahan fase terhadap perubahan suhu. Kemurniaan dari pelarut lebih penting dalam lapis tipis. Pelarut cuplikan harus sedapat mungkin merupakan pelarut yang mudah menguap dan mempunyai polaritas yang rendah (Markham, 1988). Senyawa flavonoid adalah senyawa yang mengandung C15 terdiri atas dua inti fenolat yang dihubungkan dengan tiga satuan karbon. Cincin A memiliki karakteristik bentuk hidroksilasi phlorogusinol atau resorsinol, dan cincin B biasanya 4-, 3,4- atau 3,4,5- trehidroksilasi (Rohman, 1988). Secara biologis flavonoid memainkan peranan penting dalam kaitan penyerbukan pada tanaman oleh serangga. Sejumlah flavonoid mempunyai rasa pahit hingga dapat bersifat menolak sejenis ulat tertentu (Rohman, at al, 209). Pohon Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) dikenal sebagai salah satu tanaman obat di Indonesia. Asalnya dari Papua/Irian Jaya. Tanaman atau pohon mahkota dewa seringkali ditanam sebagai tanaman peneduh. Ukurannya tidak terlalu besar dengan tinggi mencapai 3 meter, mempunyai buah yang berwarna merah menyala yang tumbuh dari batang utama hingga ke ranting (Anonim, 2011). Untuk memperpanjang masa simpan buah mahkota dewa, dapat dilakukan pengawetan dengan beberapa cara antara lain pendinginan, pengalengan, dan pengeringan. Pengeringan yang dilakukan pada buah mahkota dewa bertujuan mengurangi kadar air dalam bahan, sehingga air yang tersisa tidak dapat digunakan sebagai media hidup mikroba perusak yang ada di dalam bahan tersebut, dengan kata lain dapat memperpanjang masa simpan buah mahkota dewa tersebut. Kondisi pengeringan yang tepat akan menentukn mutu hasil pengeringan yang tinggi (Anonim,2011).

Fungsi flavonoid:
• Melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah.
• Mengurangi kandungan kolesterol serta mengurangi penumbunan lemak pada dinding pembuluh darah. • Mengurangi kadar risiko penyakit jantung koroner.
• Mengandung antiinflamasi (antiradang).
• Berfungsi sebagai anti-oksidan.
• Membantu mengurangi rasa sakit jika terjadi pendarahan atau pembengkakan (Anonim,2011).

Menurut Alberts et al., (1994) pengobatan kanker yang aman dan efektif masih belum ditemukan. Dengan demikian, usaha untuk menemukan obat kanker perlu terus dilakukan untuk mendapatkan obat yang efektif dengan efek samping yang kecil. Salah satu usaha yang perlu ditempuh adalah dengna menggali sumber alam nabati yang secara empiris telah banyak digunakan oleh masyarakat untuk mengobati kanker. Mengenai efek suatu bahan sangat erat kaitannya dengan senyawa kimia yang terkandung dalam bahan tersebut. Dalam kulit buah mahkota dewa terkandung senyawa alkaloid, saponin, dan flavonoid, sedang dalam daunnya terkandung alkaloid, saponin, serta polifenol (Gotama et al, 1999).

 BAB II 
I. TUJUAN
Untuk mengetahui kandungan flavonoid di dalam buah Mahkota Dewa (Phaleria macro carpa Boerl) dengan menggunakan metode perkolasi serta identifikasi senyawa flavonoid dengan menggunakan metode KLT. 

II. METODE KERJA
A. Alat
• Cawan porselin
• Chamber KLT
• Detektor dengan lampu UV 254 dan 366 nm
• Gelas ukur
• Kertas saring
• Perkolator
• Pinset
• Pipet tetes
• Plat KLT kiesel gel GF 254
• Spatula
• Spektrofotometer UV-vis B.

 Bahan:
• BAW 4:1:5
• BAW 9:2:6
• Metanol
• Serbuk buah mahkota dewa
• Washbensin

III. Cara Kerja
1. Ekstraksi Serbuk Buah Mahkota Dewa Dibuat larutan BAW 4:1:5 dan BAW 9:2:6 di dalam corong pisah Ke esokan harinya diambil larutan yang berada di bagian bawah Disiapkan 4 chamber masing-masing berisi BAW 4:1:5 , BAW 9:2:6, n-heksan, dan methanol Dimasukan kertas saring kedalam masing-masing chamber dan didiamkan hingga jenuh Ditimbang 10 gram serbuk buah mahkota dewa Dimasukan kedalam alat perkolator Diekstraksi menggunakan pelarut n-heksan 250 mL Residu diekstraksi lagi menggunakan perkolator dengan methanol 80% hingga jernih Ditampung n-heksan dan senyawa non polar Serbuk diambil dan dikeringkan, dilakukan perendaman lagi dengan menambahkan pelarut metanol sebanyak 200mL Didapatkan sari metanol yang didalamnya terdapat flavonoidnya Dipekatkan sari methanol menggunakan alat rotary evaporator Didapatkan ekstrak pekat dan disimpan dalam wadah tertutup Ditotolkan ektrak pekat pada 4 pelat KLT Masing-masing pelat dimasukan kedalam chamber yang berisi BAW 4:1:5, BAW 9:2:6, n-heksan Dideteksi bercak dibawah sinar tampak dan lampu UV 254 nm dan 366 nm Dicatat warna bercak dan Rf dari setiap pengembang yang digunakan Ditentukan eluen yang paling baik dan digunakan untuk pemisahan dengan KLT preparatif

2. Pemurnian Flavonoid menggunakan KLT Preparatif Dibuat KLT 5X10 cm untuk KLT preparatif dan dibuat larutan BAW 4:1:5 Keesokan harinya, larutan BAW yang bagian jernih diambil Dijenuhkan dalm chamber besar KLT preparatif di totolkan ekstrak flavonoid dari baatas bagian bawah Dimasukkan KLT preparatif kedalam chamber yang sduah jenuh Setelah spot naik sampai batas atas KLT preparatif dikeringkanb Bercak yang berwarna kekuningan di kerok dan dilarutkan kedalam metanol Dilakukan identifikasi menggunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 300nm

3. Pembuktian Kemurnian Flavonoid Dilakukan dengan menggunakan teknik 2 dimensi Dilakukan pengembangan pada plat KLT 5x5 cm Ekstrak rutin ditotolkan 1 cm dari tepi bawah kanan Pengembang yang digunakan adalah pengembang terbaik yang diperoleh dari hasil identifikasi awal Posisi plat elusi adalah 900 dari batas mula-mula Sumber: http://karinaerlianti.blogspot.com/2012/04/isolasi-flavonoid-dari-kulit-buah.html

0 komentar:

Posting Komentar